Penyebab Anak Hiperaktif dan Cara Mudah Mengatasinya
Sumber gambar : Dancow |
Istilah hiperaktif berasal dari dua kata, yaitu hyper dan activity. Hyper berarti banyak di atas, tinggi. Activity berarti keadaan yang selalu bergerak, mengadakan eksplorasi serta respon terhadap rangsangan dari luar. Dengan demikian berdasarkan istilah hiperaktivitas berarti aktifitas yang sangat tinggi atau sangat banyak. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan anak yang terus menerus bergerak seakan-akan tidak mengenal akhir, atau tidak akan berhenti.
Faktor-Faktor Penyebab Anak Hiperaktif
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif, diantaranya:
1. Faktor Genetik
Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga dengan anak hiperaktif, kurang lebih sekitar 25-35% dari orangtua dan saudara yang masih kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak, hal ini juga terlihat pada anak kembar.
2. Faktor Neurologi
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada anak yang pada saat dilahirkan dengan cara ekstraksi forcep, toksmia gravidarum, atau eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Disamping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, serta ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden.
3) Faktor Toksin
Beberapa zat dalam makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memiliki potensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak.
Baca juga:
Insto dry eyes solusi awal atasi gejala mata kering
Baca juga:
Insto dry eyes solusi awal atasi gejala mata kering
Tanda-Tanda Anak Hiperaktif
- Inatensi, Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan pengalaman secara utuh terhadap sesuatu, anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.
- Mempunyai terlalu banyak energi, Tanda hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam dan cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
- Implusif, Gejala implusif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon ada semacam dorongan untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Contohnya tidak sabar, bertindak tanpa berfikir, berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
Ciri-ciri Anak Hiperaktif
Gejala yang ditunjukan anak hiperaktif berbeda-beda sesuai usianya, hal ini disebabkan tiap usia memiliki tingkat perkembangan masing-masing, biasanya kurang tampak pada usia muda, akan tetapi bagi anak yang telah mengalami perkembangan motorik, gejalanya akan semakin terlihat nyata. Tanda hiperaktif terkadang susah terdeksi pada anak yang usianya kurang dari satu tahun, ciri-cirinya antara lain :
- Waktu istirahat sangat singkat, Anak memerlukan waktu istirahat yang lebih banyak dari pada orang dewasa. Pasalnya organ dalam sedang berkembang sehingga aktivitas tubuh terpusat pada pematangan organ (pencernaan, paru-paru, imun, dan jantung). Anak yang hiperaktif jarang sekali tidur, waktu tidurnya jauh lebih singkat di banding anak yang normal. Hal ini terjadi berulang kali, baik saat dia sehat maupun sakit.
- Menangis keras dan terus-menerus, Anak hiperaktif cenderung menangis terus-menerus tanpa sebab yang jelas dan sulit ditenangkan.
- Pola tidur salah, Pola tidur anak hiperaktif tidak teratur. Ia akan tertidur sewaktu-waktu saat sudah kelelahan, ia akan tertidur kapanpun ia mau dan terjaga dalam waktu lama tanpa mengenal jadwal.
- Mudah marah, Anak hiperaktif tidak merespon rangsangan yang anda berikan dan tetap marah, jika di beri mainan ia akan membuangnya, tidak suka mendengar suara orang, dan sebagainya.
- Minum kuat, Anak hiperaktif sering kehausan dan mudah lapar sehingga ia menyusu kuat dan sering, mungkin ini disebabkan aktivitasnya yang berlebihan dan kurang istirahat.
Sumber gambar : Dancow |
Cara mengatasi anak hiperaktif
Mendidik anak untuk bisa pintar mungkin bisa dilakukan oleh siapa saja. Tetapi, mendidik anak yang memiliki emosi yang tidak stabil, tidak semua orangtua dapat melakukannya. Oleh karena itu dibutuhkan orang tua yang sabar, serius, ulet, serta mempunyai semangat dedikasi tinggi dalam memahami dinamika kepribadian sang anak.Ada beberapa cara mengatasi anak hiperaktif diantaranya memberikan nasehat dengan bahasa yang halus tanpa membentak apalagi dengan melakukan tindakan kekerasan pada fisik sang anak jika anak tersebut telah melakukan kesalahan. Selain itu orang tua hendaknya menjadi contoh yang baik untuk anaknya. Baik itu melalui ucapan/tutur kata maupun tingkah laku, karena segala tindakan orang tua atau orang yang terdekatnya dapat mudah direkam pada ingatannya. Konsultasikan dengan dokter anak tentang cara pengobatan yang benar. Jika perlu, Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog anak.
Post a Comment
Mohon berikan komentar dengan bahasa yang santun sesuai dengan topik yang dibahas, tidak memasang link hidup, dan tidak meninggalkan spam!.
Terimakasih banyak atas perhatiannya.