Cara Pencegahan Stunting Pada Anak Sejak Dini
Anggapan sebagian masyarakat, pertumbuhan fisik anak dengan tinggi badan lebih pendek atau lebih lambat dari teman sebayanya dipengaruhi karena faktor keturunan. Pemahaman keliru tersebut kerap menghambat sosialisasi pencegahan stunting dalam upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Penyebab Stunting Pada Anak
Stunting sendiri merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam kurun waktu yang lama. Asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi dan terserang infeksi maupun stimulasi yang tidak memadai menjadi penyebabnya.Anak yang menderita stunting ini akan mengalami pertumbuhan fisik yang lambat dan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini berdampak pada kemampuan mental dan kecerdasan anak yang menjadi kurang maksimal. Bahkan prestasi belajar mereka cenderung buruk dibandingkan anak lainnya.
Baca juga:
Tidak hanya fisik, anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal. Pada anak normal, pertumbuhan badannya tumbuh ke atas, tapi pada anak yang mengalami stunting justru tumbuh ke samping. Hal tersebut berisiko terhadap penyakit lain.
Biasanya masalah stunting ini terjadi saat bayi masih berada dalam kandungan dan akan mulai terlihat saat anak menginjak usia dua tahun. Efek jangka panjang penyebab stunting ini dapat meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, hingga kematian.
Stunting disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang berkembang dalam jangka panjang, di antaranya:
Saat ini, jumlah anak balita di Indonesia sekitar 22,4 juta. Tiga dari 10 balita di Indonesia mengalami stunting atau memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya. Tak hanya bertubuh pendek, reaksi berantai pada balita yang mengalami stunting lebih kompleks.
Menurut WHO, sebanyak 178 juta anak balita diperkirakan mengalami masalah terhambatnya pertumbuhan fisik dan otak akibat menderita stunting di seluruh dunia. Selain persoalan fisik dan perkembangan kognitif, balita stunting juga berpotensi menghadapi persoalan lain.
Biasanya masalah stunting ini terjadi saat bayi masih berada dalam kandungan dan akan mulai terlihat saat anak menginjak usia dua tahun. Efek jangka panjang penyebab stunting ini dapat meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, hingga kematian.
Stunting disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor yang berkembang dalam jangka panjang, di antaranya:
- Kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang
- Retardasi pertumbuhan intrauterine
- Kebutuhan protein tidak tercukupi sesuai proporsi total kalori
- Adanya perubahan hormon akibat stres
- Sering mengalami infeksi pada awal kehidupan anak
Saat ini, jumlah anak balita di Indonesia sekitar 22,4 juta. Tiga dari 10 balita di Indonesia mengalami stunting atau memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya. Tak hanya bertubuh pendek, reaksi berantai pada balita yang mengalami stunting lebih kompleks.
Menurut WHO, sebanyak 178 juta anak balita diperkirakan mengalami masalah terhambatnya pertumbuhan fisik dan otak akibat menderita stunting di seluruh dunia. Selain persoalan fisik dan perkembangan kognitif, balita stunting juga berpotensi menghadapi persoalan lain.
Cara Mengetahui Gejala Stunting
Untuk mengantisipasi terjadinya stunting pada buah hati sebaiknya kita mengetahui gejala stunting sedini mungkin. Dengan demikian dapat dilakukan upaya penyembuhan dan pencegahan agar tidak semakin parah dan membahayakan anak. Gejala stunting yang perlu diketahui antara lain:- Tubuh lebih pendek dibandingkan anak seusianya
- Berat badan yang rendah untuk seusianya
- Proporsi tubuh yang cenderung nomal namun terlihat lebih kecil dari usianya
- Pertumbuhan tulang yang tertunda
Cara Pencegahan Stunting Pada Anak
Akibat kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan bersifat permanen dan sulit diperbaiki. Masalah stunting ini akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.Baca juga:
Salah satu cara pencegahan stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Berikut beberapa cara pencegahan stunting.
Dengan memperhatikan kebutuhan asupan nutrisi anak sejak dalam kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupan maka orang tua dapat ikut membantu mencegah anak dari stunting. Sehingga anak-anak pun tumbuh dengan baik baik secara fisik maupun mental.
- Penuhi kebutuhan gizi anak pada 1000 hari pertama kehidupan.
- Penuhi kebutuhan asupan nutrisi ibu hamil.
- Konsumsi protein pada balita usia di atas 6 bulan dengan kadar protein sesuai dengan usianya.
- Jaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih.
- Rutin membawa anak ke posyandu minimal satu bulan sekali.
Pencegahan stunting adalah dengan pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan yang optimal sejak anak dalam kandungan dan bayi dibawah lima tahun. Terima kasih artikelnya, sangat bermanfaat
ReplyDeleteAsupan gizi harus terpenuhi. tugas orang tua dan harus aware dengan hal ini ya. Kasian kl si anak kena stunting 🙏😊
ReplyDeleteSetuju, karena kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan berakibat buruk pada tumbuh kembang diantaranya terjadi stunting maka diperlukan kepedulian dari orangtua dan semua pihak terkait untuk pencegahannya. Semoga permasalahan stunting ini makin jadi perhatian kita semua sehingga bisa diminimalkan kejadiannya
ReplyDeleteSayangnya stunting ini cm ada cara buat mencegahnya ya Kang... Kl udah terjadi kayak gak ada cara mengatasinya gitu ya... Retardasi pertumbuhan intrauterine jg keterlambatan pertumbuhan pd saat masih janin ya. Ok Kang,, tfs yaa
ReplyDelete